Post Page Advertisement [Top]

space iklan

Kabar Terkini

Sindrom Obelix di Aplikasi Kencan: Mengapa Pengguna Cenderung Berbohong dan Melebih-lebihkan Diri?

majalahinspira.com - Penulis

 

Depok, majalahinspira.com - Dunia aplikasi kencan daring seringkali diwarnai oleh fenomena yang dikenal sebagai "Sindrom Obelix", merujuk pada kecenderungan pengguna untuk berbohong atau melebih-lebihkan diri mereka di profil demi terlihat lebih menarik dan diinginkan. Sindrom ini mengambil inspirasi dari karakter Obelix dalam komik Asterix, yang secara tidak sengaja jatuh ke kuali ramuan ajaib saat masih bayi, menjadikannya kuat selamanya. Dalam konteks kencan daring, "ramuan ajaib" ini adalah kebohongan kecil yang diyakini dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pasangan.

Alasan di Balik Manipulasi Diri

Penelitian menunjukkan bahwa praktik berbohong di profil daring sudah umum terjadi, meskipun intensitas kebohongannya cenderung kecil. Kecenderungan untuk berbohong ini didorong oleh beberapa faktor utama:

  1. Tekanan Kompetisi Tinggi: Lingkungan aplikasi kencan yang penuh persaingan, di mana jutaan pengguna berlomba-lomba menarik perhatian, mendorong individu untuk mempresentasikan versi diri mereka yang "terbaik" atau yang paling mendekati standar ideal masyarakat.

  2. Tujuan Daya Tarik yang Berbeda: Kebohongan yang diceritakan seringkali disesuaikan dengan apa yang secara sosial dianggap menarik oleh lawan jenis. Pria cenderung melebih-lebihkan hal-hal yang berkaitan dengan status, seperti tinggi badan, pendapatan, atau pekerjaan. Sebaliknya, wanita lebih sering berbohong tentang hal-hal yang berkaitan dengan daya tarik fisik, seperti berat badan atau menggunakan foto yang sudah lama atau diedit.

  3. Memperkecil Peluang Penolakan: Dengan membuat profil yang tampak lebih menarik, pengguna berharap dapat melewati filter awal dan mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi lebih jauh. Kebohongan ini berfungsi sebagai alat pemasaran diri (self-marketing).

Jenis Kebohongan yang Paling Umum

Meskipun kebohongan yang bersifat "catfishing" (membuat identitas palsu) cukup jarang, kebohongan yang sifatnya kecil dan strategis (strategic deception) sangat sering ditemukan. Beberapa kebohongan umum yang dikategorikan dalam "Sindrom Obelix" meliputi:

  • Penampilan Fisik: Melebih-lebihkan tinggi badan, menyembunyikan berat badan, atau menggunakan foto yang diambil bertahun-tahun lalu atau saat kondisi pencahayaan paling ideal.

  • Hobi dan Minat: Menyebutkan hobi populer seperti traveling atau hiking, padahal hanya dilakukan sesekali, demi terlihat lebih menarik atau mudah diajak bicara.

  • Status dan Pekerjaan: Melebih-lebihkan jabatan, pendapatan, atau bahkan status hubungan (misalnya, menyatakan ingin hubungan serius padahal hanya mencari hubungan kasual).

Dampak dan Tantangan Integritas

Meskipun kebohongan-kebohongan kecil ini mungkin membantu pengguna untuk mendapatkan kencan pertama, penelitian menunjukkan bahwa kebohongan tersebut jarang berlanjut ke hubungan jangka panjang yang berhasil. Hubungan yang dibangun di atas ketidakjujuran, sekecil apapun itu, cenderung tidak berkelanjutan.

Para ahli menyarankan bahwa kejujuran sejak awal jauh lebih baik. Dengan mempresentasikan diri apa adanya, seseorang berpotensi menarik pasangan yang benar-benar kompatibel dan menghargai diri mereka seutuhnya, alih-alih menarik seseorang yang hanya menyukai versi diri yang dimanipulasi. Meskipun demikian, tekanan sosial dan kebutuhan untuk bersaing di pasar kencan digital yang ramai tetap menjadi pendorong utama di balik fenomena "Sindrom Obelix" ini.

Bottom Ad [Post Page]

Sivitas

Tech

Sains

Biz

Creative

Sandbox

Fit