Post Page Advertisement [Top]

space iklan

Kabar Terkini

Misteri di Bawah Samudra Pasifik: Ahli Geofisika Bingung dengan Struktur Kuno yang 'Seharusnya Tidak Ada'

majalahinspira.com - Penulis

 

Depok, majalahinspira.com - Sebuah penemuan mengejutkan di kedalaman mantel bumi di bawah Samudra Pasifik telah membingungkan komunitas geofisika global. Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi struktur-struktur aneh yang menyerupai sisa-sisa lempeng tektonik yang tenggelam (subduksi), tetapi letaknya berada di area yang menurut teori tektonik lempeng saat ini, seharusnya tidak ada aktivitas subduksi atau material lempeng yang tenggelam di sana. Penemuan ini secara fundamental menantang pemahaman para ahli tentang dinamika internal planet kita.

Tim geofisika dari ETH Zurich dan California Institute of Technology menggunakan model seismik resolusi tinggi terbaru yang disebut full-waveform inversion. Teknik ini menganalisis semua jenis gelombang seismik yang dihasilkan dari gempa bumi untuk memetakan komposisi mantel bumi dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya. Melalui pemodelan canggih ini, mereka menemukan zona-zona anomali di mantel bawah, termasuk di bawah Pasifik Barat, yang menunjukkan pergerakan gelombang seismik yang berbeda—mengisyaratkan adanya material yang lebih dingin atau memiliki komposisi yang berbeda dari batuan cair di sekitarnya.

Anomali di bawah Pasifik ini menjadi misteri besar. Dalam teori geologi konvensional, sisa-sisa lempeng yang tenggelam (slab) hanya ditemukan di zona subduksi, yaitu tempat dua lempeng bertemu dan salah satunya menyelam ke mantel. Namun, area Pasifik merupakan lempeng besar tunggal, dan tidak ada bukti geologis mengenai zona subduksi di lokasi anomali yang baru ditemukan tersebut.

Para peneliti kini hanya bisa berspekulasi mengenai asal-usul material misterius ini. Salah satu hipotesis yang diajukan adalah bahwa struktur tersebut mungkin merupakan material kuno kaya silika yang telah ada sejak pembentukan mantel sekitar 4 miliar tahun lalu dan berhasil bertahan dari gerakan konvektif mantel bumi. Hipotesis lain menduga bahwa ini adalah zona di mana batuan kaya zat besi terakumulasi selama miliaran tahun akibat pergerakan mantel.

Thomas Schouten, penulis pertama studi dan kandidat doktor di Geological Institute of ETH Zurich, mengungkapkan dilemanya. Ia menyebut, dengan model resolusi tinggi yang baru, anomali semacam ini kini terlihat di mana-mana di mantel bumi, namun para ahli belum mengetahui secara pasti material apa yang menciptakan pola tersebut. Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports ini menunjukkan bahwa zona-zona anomali di mantel jauh lebih luas daripada perkiraan sebelumnya, mendorong perlunya penelitian lebih lanjut dan model geofisika yang lebih baik untuk mengungkap misteri yang tersembunyi di kedalaman Bumi.

Bottom Ad [Post Page]

Sivitas

Tech

Sains

Biz

Creative

Sandbox

Fit