Misteri Baru Tata Surya: Ilmuwan Menduga Keberadaan 'Planet Y' di Balik Kemiringan Sabuk Kuiper
Depok, majalahinspira.com - Sebuah studi terbaru di kalangan astrofisikawan kembali menghidupkan spekulasi tentang adanya planet tersembunyi yang mengintai di pinggiran Tata Surya kita, yang kali ini dijuluki sebagai Planet Y. Keberadaan hipotesis Planet Y ini didasarkan pada anomali gravitasi yang diamati pada orbit benda-benda es di Sabuk Kuiper, sebuah wilayah di luar orbit Neptunus. Meskipun belum pernah diamati secara langsung, para ilmuwan meyakini bahwa planet yang tidak terlihat ini mungkin bertanggung jawab atas kemiringan yang tidak biasa pada bidang orbit benda-benda di Sabuk Kuiper.
Para astronom menemukan bahwa lintasan sekitar 50 objek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Objects atau KBOs) tampak miring sekitar 15 derajat, tidak sejajar dengan bidang orbit rata-rata planet-planet yang sudah dikenal di Tata Surya. Fenomena "kemiringan" atau warp yang misterius ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan model gravitasi standar yang ada saat ini, bahkan hipotesis Planet Sembilan (Planet Nine atau Planet X) yang diperkirakan jauh lebih masif dan lebih jauh pun tidak sepenuhnya mampu menjelaskan anomali ini. Oleh karena itu, hipotesis Planet Y muncul sebagai penjelasan yang paling sederhana dan masuk akal untuk teka-teki tersebut.
Berdasarkan perhitungan dan simulasi komputer, para peneliti memperkirakan bahwa Planet Y kemungkinan merupakan dunia berbatu dengan massa di antara Merkurius dan Bumi, yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan Planet Sembilan yang diperkirakan sepuluh kali massa Bumi. Planet Y diprediksi mengorbit Matahari pada jarak yang relatif lebih dekat, yaitu sekitar 100 hingga 200 unit astronomi (AU)—sekitar 100 hingga 200 kali jarak Bumi ke Matahari—dan memiliki kemiringan orbit hingga 10 derajat relatif terhadap planet-planet yang diketahui. Posisi yang lebih dekat dan massa yang lebih kecil inilah yang membedakannya secara signifikan dari hipotesis Planet Sembilan.
Penemuan anomali ini, yang memiliki signifikansi statistik antara 96% hingga 98%, telah memicu pencarian lebih lanjut. Penting untuk dicatat bahwa para peneliti meyakini Planet Y dan Planet Sembilan dapat hadir secara bersamaan, yang berpotensi meningkatkan jumlah planet di Tata Surya kita. Semua mata para astronom kini tertuju pada Vera C. Rubin Observatory di Chili. Observatorium yang akan memulai survei langit 10 tahunnya pada musim gugur ini, diharapkan dapat memberikan bukti yang lebih jelas, atau bahkan konfirmasi, mengenai keberadaan Planet Y dalam waktu beberapa tahun ke depan, yang mungkin akan mengubah pemahaman kita tentang struktur dan evolusi Tata Surya.
