Post Page Advertisement [Top]

space iklan

Kabar Terkini

Menguasai Berpikir Lateral: Seni Menyelesaikan Masalah di Luar Kotak

majalahinspira.com - Penulis

 

Depok, majalahinspira.com - Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, metode pemecahan masalah konvensional seringkali tidak cukup. Di sinilah pentingnya berpikir lateral (lateral thinking), sebuah konsep yang dipopulerkan oleh psikolog dan dokter asal Malta, Edward de Bono. Berpikir lateral bukanlah lawan dari berpikir logis atau vertikal, melainkan pelengkap yang memungkinkan kita menghasilkan solusi kreatif dan inovatif dengan mendekati masalah dari berbagai sudut yang tidak terduga.

Berpikir lateral adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan masalah melalui pendekatan tidak langsung dan kreatif. Intinya adalah melepaskan diri dari pola pikir atau asumsi yang sudah mapan untuk menemukan cara-cara baru dalam memandang situasi. Berbeda dengan berpikir vertikal yang bergerak secara sekuensial dan logis dari satu langkah ke langkah berikutnya (seperti membangun gedung dari fondasi), berpikir lateral melompat dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan sekaligus.

De Bono berargumen bahwa otak manusia cenderung membentuk pola yang kuat berdasarkan pengalaman. Pola-pola ini efisien untuk rutinitas, tetapi dapat menjadi penghalang ketika dihadapkan pada masalah yang memerlukan solusi baru. Berpikir lateral adalah proses sadar untuk melarikan diri dari pola dominan tersebut.

Untuk melatih pikiran agar berpikir lateral, De Bono memperkenalkan beberapa teknik spesifik yang memaksa kita untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda:

1. Provokasi (Provocation)

Teknik ini melibatkan pembuatan pernyataan atau ide yang secara sengaja tidak masuk akal, mustahil, atau bahkan bodoh pada pandangan pertama. Idenya adalah menggunakan pernyataan yang provokatif—ditandai dengan kata "Po" (singkatan dari Provocative Operation)—sebagai titik loncat untuk ide-ide yang lebih berguna. Contohnya, jika perusahaan menjual sepatu, provokasi bisa jadi, "Po, sepatu harus terbang." Dari ide yang mustahil ini, mungkin muncul konsep untuk membuat sepatu yang sangat ringan atau sepatu yang bisa dipantulkan.

2. Fokus (Focus)

Ini adalah langkah untuk menentukan secara spesifik bagian mana dari masalah yang sedang kita coba pecahkan. Dengan memfokuskan upaya lateral pada satu elemen kecil, kita dapat mencegah pikiran mengembara tanpa arah dan menghasilkan ide-ide yang lebih relevan. Fokus yang jelas menjadi jangkar bagi proses kreatif yang liar.

3. Gerakan (Movement)

Setelah memiliki ide provokatif, teknik Movement adalah tentang mengekstrak nilai atau konsekuensi yang mungkin dari ide tersebut. Ini adalah proses "menggerakkan" ide mustahil menjadi sesuatu yang praktis. Ini melibatkan pertanyaan seperti: "Apa yang baik dari ide ini?", "Apa yang mungkin terjadi jika ini benar?", atau "Apa prinsip yang mendasari ide provokatif ini?".

4. Random Input (Masukan Acak)

Ini adalah salah satu teknik yang paling sederhana dan paling sering digunakan. Caranya adalah dengan memilih kata benda acak (misalnya, dari kamus atau koran) dan menghubungkannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Misalnya, jika masalahnya adalah meningkatkan penjualan toko buku, dan kata acaknya adalah "payung," mungkin muncul ide untuk mengadakan acara storytelling di luar ruangan saat hujan (memerlukan payung) atau membuat promo buku misteri dengan sampul yang tertutup seperti payung. Masukan acak ini berfungsi untuk memutus pola pikir yang ada.

Berpikir lateral tidak hanya membantu menyelesaikan masalah, tetapi juga membawa manfaat signifikan dalam konteks profesional:

  • Inovasi Produk dan Bisnis: Memungkinkan perusahaan untuk keluar dari kebiasaan industri dan menciptakan produk atau layanan yang sama sekali baru.

  • Pengambilan Keputusan yang Lebih Kaya: Memberikan serangkaian pilihan yang lebih luas sebelum mengambil keputusan, memastikan semua sudut pandang yang mungkin telah dieksplorasi.

  • Efisiensi: Kadang-kadang, solusi lateral adalah solusi yang paling sederhana dan paling efisien, meskipun awalnya terlihat jauh dari jalur logis.

Mengembangkan kemampuan berpikir lateral memerlukan latihan dan keterbukaan terhadap ide-ide baru, bahkan yang aneh sekalipun. Ini adalah pengakuan bahwa kadang-kadang, jalan paling tidak logis adalah jalan yang paling kreatif untuk mencapai kesuksesan. Dengan sengaja memecah pola pikir kita, kita membuka potensi besar untuk inovasi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Bottom Ad [Post Page]

Sivitas

Tech

Sains

Biz

Creative

Sandbox

Fit