Lonjakan Gila-Gilaan: Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa di Atas $125.000
Depok, majalahinspira.com - Harga Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high) pada hari Minggu, menembus angka $125.000 di tengah meningkatnya permintaan untuk aset safe-haven dan derasnya arus dana ke produk investasi terkait kripto. Mata uang kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar ini mencapai puncaknya di sekitar $125.689 dalam perdagangan Asia, mengalahkan rekor sebelumnya yang dicetak pada Agustus.
Lonjakan harga yang masif ini didorong oleh kombinasi beberapa faktor ekonomi makro global dan perkembangan spesifik di pasar kripto:
Safe-Haven dan Ketidakpastian Makroekonomi: Pendorong utama kenaikan harga ini adalah melonjaknya permintaan aset safe-haven di tengah kekhawatiran geopolitik dan ketidakpastian ekonomi, terutama pasca penutupan operasional pemerintahan Amerika Serikat (US government shutdown) yang dimulai beberapa hari lalu. Para investor memandang penutupan ini sebagai sinyal pelemahan nilai dolar AS, yang memicu perdagangan yang disebut “debasement trade”, di mana uang mengalir ke aset alternatif yang nilainya dianggap kebal terhadap inflasi dan gejolak mata uang.
Inflows ETF dan Adopsi Korporasi: Arus dana yang terus-menerus mengalir ke exchange-traded funds (ETF) Bitcoin yang baru-baru ini disetujui, menjadi pendorong fundamental bagi harga. Selain itu, adopsi korporasi semakin menguat. Perusahaan publik terkemuka terus menimbun Bitcoin di neraca mereka, yang menginspirasi perusahaan lain untuk melakukan hal serupa dan memperkuat narasi Bitcoin sebagai cadangan nilai digital.
Fenomena "Uptober": Secara historis, bulan Oktober seringkali menjadi bulan yang kuat bagi Bitcoin. Bulan ini dikenal di kalangan komunitas kripto sebagai “Uptober”, karena dalam sembilan dari sepuluh tahun terakhir, token ini selalu mencatatkan kenaikan. Lonjakan harga tahun ini telah mengangkat nilai Bitcoin hingga lebih dari 30% pada kuartal terakhir.
Para analis mencatat bahwa kali ini, Bitcoin menunjukkan perilaku yang berbeda dibandingkan gejolak pasar sebelumnya. Pada penutupan pemerintah AS tahun 2018-2019, Bitcoin tidak bergerak sejalan dengan aset berisiko tradisional. Namun, saat ini, Bitcoin bergerak seiring dengan aset safe-haven seperti emas, yang juga berada di jalur untuk mencatat kenaikan mingguan berturut-turut di tengah kekhawatiran inflasi dan suku bunga rendah.
Meskipun demikian, perjalanan menuju valuasi yang lebih tinggi diprediksi akan menghadapi tantangan. Beberapa institusi investasi masih menargetkan harga Bitcoin lebih tinggi, dengan proyeksi akhir tahun di sekitar $133.000, namun mereka juga mewaspadai faktor makro yang berlawanan seperti potensi penguatan dolar AS. Sebaliknya, skenario terburuk (bear case) memprediksi harga bisa jatuh jika kondisi resesi makroekonomi terwujud. Secara keseluruhan, rekor terbaru ini semakin mengukuhkan posisi Bitcoin sebagai aset utama di pasar keuangan global, bergerak dari spekulasi menjadi alat lindung nilai yang diakui secara institusional.