Carbon Black Sulap Data Tersembunyi Manufaktur Jadi 'Rare Earth Digital' dengan Robot AI Adaptif
Depok, majalahinspira.com - Carbon Black, sebuah perusahaan teknologi terdepan, kini tengah memimpin pergerakan revolusioner dalam industri manufaktur global dengan strategi ambisius untuk "menambang" apa yang mereka sebut sebagai 'rare earth digital'. Istilah ini merujuk pada data digital yang berharga namun tersebar dan tersembunyi di berbagai situs manufaktur fisik. Data ini dinilai memiliki potensi nilai yang sangat besar, terutama mengingat industri fisik secara luas menyumbang 70 hingga 75 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global. Namun, akses dan pemanfaatan data ini secara online kerap kali sulit, menciptakan tantangan yang coba dipecahkan melalui penerapan kecerdasan buatan (AI) yang mendalam.
Untuk merealisasikan potensi yang masif ini, Carbon Black mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Carbon Six, sebuah perusahaan yang secara khusus berfokus pada pengembangan physical AI atau kecerdasan buatan fisik yang ditujukan untuk sektor manufaktur. Perusahaan spesialis baru ini didirikan dengan tujuan utama mengotomatisasi proses manufaktur yang selama ini dianggap tidak terduga (unpredictable) dan sangat bervariasi (variable), sebuah tantangan yang sulit diatasi oleh sistem robotik konvensional. Kepercayaan diri Carbon Black dalam upaya ini diperkuat dengan perekrutan talenta terbaik; pendiri perusahaan, Moon, secara pribadi merekrut co-CEO Kim Je-hyeok dan CTO Seo Hyung-joo, yang merupakan peneliti unggulan lulusan institusi terkemuka seperti MIT dan Yale University.
Kolaborasi para ahli ini segera membuahkan hasil signifikan. Pada bulan lalu, Carbon Six telah merilis produk perdana mereka yang dinamakan Sigma Kit, sebuah robot yang secara cerdas mengombinasikan software dan hardware ke dalam satu kesatuan sistem. Keunikan utama dari Sigma Kit terletak pada penggunaan teknologi AI imitation learning atau pembelajaran tiruan, sebuah metode inovatif yang memungkinkan robot untuk mempelajari dan menyerap aksi serta pola kerja manusia hanya melalui observasi. Melalui pembelajaran ini, robot-robot tersebut tidak hanya mampu mengulang tugas-tugas sederhana yang terstandardisasi, tetapi juga memiliki kapabilitas untuk beradaptasi secara fleksibel terhadap variabel-variabel yang tidak terduga di lingkungan pabrik, secara efektif meniru penilaian dan pengambilan keputusan layaknya manusia.
Dalam sebuah demonstrasi kasus, misalnya, robot yang menggunakan Sigma Kit terlihat mencoba mengupas lapisan tipis basah dan secara cerdas mengulang usahanya ketika upaya pertamanya gagal terlepas secara utuh. Tingkat adaptasi yang tinggi inilah yang membedakan pendekatan physical AI Carbon Black dari sistem otomatisasi robotik berbasis tugas statis yang kaku. Sigma Kit sendiri didesain sebagai toolkit serbaguna, bukan sebagai produk akhir yang tetap, sehingga mudah disesuaikan dan diadopsi oleh berbagai jenis dan skala industri manufaktur.
Model bisnis physical AI yang diusung oleh Carbon Black didasarkan pada siklus yang cerdas dan menguntungkan. Pada dasarnya, perusahaan memberikan manfaat otomatisasi instan dengan kebutuhan data minimal pada tahap awal adopsi, sehingga mendorong penggunaan yang lebih luas di kalangan pelaku manufaktur. Seiring meningkatnya penggunaan dan pengaplikasian Sigma Kit di lapangan, perusahaan akan secara berkelanjutan mengumpulkan lebih banyak data fisik operasional dari lingkungan nyata, yang nantinya akan mempercepat pengembangan model pondasi robotika berskala besar. Strategi ini secara jelas mencerminkan model yang sukses diterapkan oleh perusahaan mobil listrik terkemuka, di mana nilai diberikan kepada pelanggan untuk kemudian mengumpulkan data yang berharga, yang pada gilirannya digunakan untuk memajukan sistem AI. Selain Carbon Six, portofolio bisnis Carbon Black juga meliputi MechanicalAI yang berfokus pada otomatisasi desain berbasis AI agent, dan Upgrade Manufacturing yang bertujuan mengoptimasi rantai pasokan. Perusahaan berencana untuk terus memperluas jangkauannya ke berbagai bidang industri fisik lainnya, menegaskan komitmen mereka untuk mengubah cara kerja industri manufaktur melalui kecerdasan buatan.