Post Page Advertisement [Top]

space iklan

Kabar Terkini

Badai dan Siklon Tropis Merusak Terumbu Karang: Ancaman Fisik Langsung dan Kontaminasi Polusi di Ekosistem Laut

majalahinspira.com - Penulis

 

Depok, majalahinspira.com - Fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan siklon tropis menimbulkan dampak yang merusak dan berlapis terhadap ekosistem laut, khususnya pada terumbu karang di wilayah pesisir. Kerusakan ini bukan hanya bersifat fisik secara langsung, tetapi juga diperparah oleh kontaminasi pascabencana dan meningkatnya kerentanan biota laut terhadap penyakit. Terumbu karang, yang merupakan habitat bagi lebih dari 25% spesies laut dan benteng alami pertahanan pesisir, menghadapi ancaman besar ketika badai besar melanda.

Dampak langsung dan paling kasat mata dari badai adalah kerusakan fisik pada terumbu karang itu sendiri. Gelombang raksasa yang dihasilkan oleh badai, ditambah dengan arus laut yang sangat kuat, dapat menghancurkan struktur karang yang rapuh, mematahkan cabang-cabangnya, dan bahkan mencabut koloni karang dari dasar laut. Kerusakan ini seringkali menyebabkan kematian massal karang dan berlanjut lama setelah badai berlalu karena karang yang terluka menjadi lebih rentan terhadap infeksi, penyakit, dan serangan pemangsa. Selain itu, badai juga membawa puing-puing dan endapan sedimen dalam jumlah besar dari daratan yang terbawa oleh curah hujan dan limpasan permukaan. Sedimen ini menutupi karang, menghalangi cahaya matahari yang dibutuhkan oleh alga simbiotik (zooxanthellae) untuk berfotosintesis, yang esensial bagi kelangsungan hidup karang, sehingga memicu fenomena pemutihan karang (coral bleaching) dan akhirnya kematian.

Aspek kerusakan lain yang signifikan adalah polusi dan kontaminasi sistem perairan pesisir. Angin kencang dan banjir yang terjadi selama siklon tropis berpotensi membawa polutan dari daratan, seperti bahan kimia pertanian, limbah domestik, dan puing-puing plastik, langsung ke ekosistem laut. Polutan ini dapat menyebabkan keracunan dan penyakit pada biota laut, mengganggu rantai makanan, dan secara permanen merusak habitat vital seperti hutan mangrove dan padang lamun yang berfungsi sebagai tempat berlindung dan mencari makan bagi banyak spesies laut. Kerusakan terumbu karang akibat badai dan polusi ini memiliki konsekuensi yang jauh melampaui lingkungan, memengaruhi ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat pesisir yang sangat bergantung pada industri perikanan dan pariwisata bahari. Oleh karena itu, langkah-langkah adaptasi dan mitigasi, termasuk penerapan protokol peringatan dini dan restorasi terumbu karang yang cepat, menjadi sangat penting untuk mengurangi kerentanan ekosistem pesisir terhadap dampak cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim global.

Bottom Ad [Post Page]

Sivitas

Tech

Sains

Biz

Creative

Sandbox

Fit