Tren Edit Foto AI Viral, Inilah 7 Ancaman Serius bagi Privasi dan Identitas Digital
Depok, - Fenomena edit foto berbasis kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi tren di media sosial. Dari membuat versi miniatur diri sendiri hingga menciptakan ilusi visual seolah dipeluk oleh idol K-Pop, banyak pengguna tergoda untuk ikut serta dalam gelombang kreatif ini. Namun, di balik keseruan tersebut, pakar keamanan digital memperingatkan adanya tujuh potensi bahaya yang mengintai pengguna.
Salah satu risiko utama adalah penyalahgunaan teknologi deepfake. Foto yang diunggah ke platform AI dapat masuk ke dalam basis data pelatihan, yang kemudian digunakan untuk membuat konten palsu berupa gambar, video, atau audio. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya penipuan digital dan penyebaran misinformasi.
Pengguna juga berisiko kehilangan kendali atas identitas digital mereka. Saat foto pribadi diunggah, informasi seperti lokasi, latar rumah, atau detail wajah bisa terekspos tanpa disadari. Semakin banyak gambar editan beredar, semakin sulit membedakan mana yang asli dan mana yang manipulatif, sehingga meningkatkan potensi penyalahgunaan sebagai bukti palsu.
Beberapa platform AI memiliki ketentuan yang memungkinkan penggunaan foto untuk tujuan komersial tanpa izin eksplisit dari pemiliknya. Foto tersebut bisa dimanfaatkan dalam iklan, data latih pihak ketiga, atau konten promosi. Selain itu, pelanggaran keamanan pada platform dapat menyebabkan kebocoran data dan pencurian identitas.
Di Indonesia, kasus penipuan berbasis deepfake meningkat tajam, dengan lonjakan hingga 1.550% antara 2022 dan 2023. Pelaku kejahatan siber memanfaatkan gambar dan suara palsu untuk merusak reputasi individu maupun lembaga. Sayangnya, regulasi terkait konten manipulatif berbasis AI masih belum spesifik, sehingga penegakan hukum menghadapi tantangan teknis dan yuridis.
Laporan terbaru menyebut bahwa 84% bisnis di Indonesia pernah mengalami penipuan identitas digital. Pemerintah dan lembaga terkait telah mengeluarkan peringatan agar masyarakat lebih waspada terhadap konten manipulatif. Teknologi pendeteksi seperti HONOR AI Deepfake Detection dan standar internasional C2PA sedang dikembangkan sebagai solusi.
Meski tren edit foto AI menawarkan kreativitas dan hiburan, pengguna disarankan untuk memahami syarat penggunaan platform, menjaga data pribadi, dan mempertimbangkan risiko sebelum ikut serta. Privasi dan keamanan digital kini menjadi isu yang tak bisa diabaikan di era visual berbasis AI.