Pakar Ingatkan Potensi Resiko RUPTL 2034
Depok, majalahinspira.com - Indonesia menghadapi risiko serius jika transisi energi menuju RUPTL 2025–2034 tidak ditata dan dikelola dengan matang. Krisis pasokan, gejolak harga, hingga ancaman terhadap stabilitas nasional bisa terjadi akibat kompleksitas risiko teknis, pasar, kebijakan, lingkungan, maupun geopolitik.
Prediksi tersebut disampaikan dalam Seminar Nasional bertema “Transisi RUPTL 2034: Energy Risk, Crisis & Security Management” yang berlangsung 9–10 September 2025 di Jakarta.
Ketua Lembaga Pengembangan Ketahanan Masyarakat (LPKM), Heru Cokro, saat dimintai keterangan menegaskan bahwa gagasan penyelenggaraan seminar ini merupakan hasil kajian awal LPKM yang menunjukan keberhasilan transisi energi tidak hanya soal pengelolaan energi baru dan terbarukan, tetapi juga soal manajemen risiko nasional.
“Jika kita gagal mengantisipasi risiko, maka transisi energi justru bisa memicu krisis dan mengguncang ketahanan energi. Yang dibutuhkan adalah strategi manajemen risiko yang terintegrasi serta penguatan ketahanan dan keamanan energi agar Indonesia tetap aman dan kompetitif,” ujar Heru.
Selanjutnya, Sekretaris Umum LPKM sekaligus Ketua Panitia Seminar, Revli, menyampaikan bahwa Seminar Nasional ini dibuka dan ditutup oleh Pembina LPKM Mayjen TNI (Pur) Adi Sudaryanto, serta menghadirkan pakar lintas sektor, mulai dari Ir Johnson Achmad Padju ST MT (SKK Migas), Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, (Tenaga Profesional Lemhannas RI) hingga M. Herman Sulistiyo, PhD. (Peneliti FEB UI)
Revli juga menambahkan bahwa dalam seminar tersebut, para narasumber mengupas multi dimensi krisis energi hingga lanskap risiko global yang harus diantisipasi Indonesia serta ditutup dengan kesimpulan bahwa isu ketahanan energi bukan hanya soal teknis tapi juga perencanaan pengelolaan risiko yang matang.