Post Page Advertisement [Top]

space iklan

Kabar Terkini

Kesepakatan TikTok Antara AS dan China, Kontrol Algoritma Menjadi Poin Krusial

majalahinspira.com - Penulis


Depok, majalahinspira.com - Amerika Serikat dan China dilaporkan telah mencapai kesepakatan kerangka kerja (framework agreement) terkait masa depan platform media sosial TikTok di AS, namun rincian mengenai kontrol algoritma yang menjadi jantung operasional aplikasi tersebut masih menimbulkan tanda tanya. Kesepakatan ini muncul setelah serangkaian negosiasi intensif antara pejabat kedua negara, termasuk pertemuan penting di Madrid, yang bertujuan untuk menghindari larangan total TikTok di AS. Kesepakatan yang dirancang ini bertujuan untuk menanggapi kekhawatiran keamanan nasional AS terhadap data pengguna dan potensi manipulasi konten.

Berdasarkan laporan yang beredar, kesepakatan tersebut akan menyerahkan kepemilikan mayoritas operasi TikTok di AS kepada sebuah konsorsium yang dipimpin oleh investor Amerika. Perusahaan raksasa teknologi Oracle disebut-sebut sebagai salah satu pihak yang akan mengambil peran sentral dalam struktur kepemilikan baru ini. Tujuan dari transfer kepemilikan ini adalah untuk memastikan bahwa data lebih dari 170 juta pengguna TikTok di AS akan disimpan secara aman di server Amerika, terpisah dari ByteDance, perusahaan induknya yang berbasis di China. Ini merupakan langkah signifikan yang diharapkan dapat meredakan kekhawatiran yang telah lama diungkapkan oleh para pejabat AS.

Namun, poin yang paling rumit dan kontroversial dalam negosiasi ini adalah nasib algoritma rekomendasi TikTok. Algoritma ini dianggap sebagai "saus rahasia" di balik kesuksesan luar biasa aplikasi tersebut, karena kemampuannya untuk secara intuitif memprediksi dan menyajikan konten yang disukai pengguna. Pejabat China, termasuk Wang Jingtao, wakil direktur Komisi Urusan Siber Pusat China, mengindikasikan bahwa kesepakatan tersebut mencakup "lisensi algoritma dan hak kekayaan intelektual lainnya." Pernyataan ini memicu kekhawatiran di kalangan anggota parlemen AS, yang berpendapat bahwa lisensi tersebut masih dapat memberikan celah bagi pemerintah China untuk memengaruhi konten atau mengakses data pengguna, bertentangan dengan tujuan utama dari Undang-Undang divestasi.

Meskipun kesepakatan kerangka kerja ini menjadi kabar baik bagi jutaan pengguna TikTok di Amerika yang ingin aplikasinya tetap beroperasi, perdebatan seputar kontrol algoritma menunjukkan bahwa tantangan belum sepenuhnya berakhir. Para pengamat politik dan teknologi menilai bahwa hasil akhir kesepakatan ini akan bergantung pada apakah AS dan China dapat menemukan solusi yang benar-benar memisahkan kontrol operasional TikTok dari pengaruh Beijing, sambil tetap menghormati klaim China atas kekayaan intelektualnya. Sementara itu, kedua belah pihak kini memiliki waktu hingga 16 Desember untuk merampungkan detail perjanjian tersebut, sebuah tenggat waktu yang akan terus diawasi ketat oleh publik global.

Bottom Ad [Post Page]

Sivitas

Tech

Sains

Biz

Creative

Sandbox

Fit