Tes DNA Ungkap Kebenaran: Ilmu dan Teknologi di Balik Prosesnya
Depok, majalahinspira.com – Tes DNA kembali menjadi sorotan publik setelah hasil uji genetik RK dan Lisa Mariana diumumkan, membuka perdebatan mengenai teknologi yang tengah berkembang pesat ini. Di balik perhatian terhadap figur publik, penting untuk memahami bagaimana tes DNA bekerja dan peran signifikan yang dimilikinya dalam deteksi identitas, kesehatan, hingga solusi medis.
Pada dasarnya, tes DNA dimulai dari pengambilan sampel biologis seperti air liur, darah, atau usap pipi (buccal swab). Metode ini memungkinkan pengumpulan DNA tanpa prosedur invasif dan nyaman bagi penguji. Sampel tersebut kemudian dianalisis dalam laboratorium dengan menggunakan teknologi seperti Short Tandem Repeats (STR) atau mikrosatelit, yang dapat mengidentifikasi profil genetik unik seseorang yang mirip seperti sidik jari DNA.
Salah satu pemanfaatan paling umum adalah tes paternitas atau maternitas, di mana profil DNA anak dibandingkan dengan orang tua. Apabila pola genetik cocok di beberapa marker, probabilitas hubungan biologis bisa mencapai lebih dari 99 persen.
Selain untuk identitas keluarga, tes DNA memiliki aplikasi medis, seperti diagnosa penyakit genetik, pemeriksaan pralahir, pengujian pembawa (carrier test), hingga farmakogenetik yang membantu menentukan terapi optimal sesuai profil genetik individu. Di ranah forensik, profiling DNA digunakan sebagai alat bukti tambahan dalam kasus kriminal, identifikasi jasad, dan investigasi hukum, meski secara hukum hasil tes biasanya masuk sebagai alat bukti petunjuk, bukan bukti utama.
Ketepatan dan akurasi tes DNA sangat bergantung pada kualitas sampel, prosedur laboratorium yang tepat, serta kepatuhan pada standar ilmiah dan hukum. Oleh karena itu, setiap tes yang digunakan dalam kepentingan hukum atau medis harus dilakukan di laboratorium resmi dengan prosedur validasi yang ketat.