Kaspersky Peringatkan Ancaman Dark AI di Asia Pasifik
Depok, majalahinspira.com – Perusahaan keamanan siber global Kaspersky mengingatkan akan meningkatnya ancaman kecerdasan buatan gelap atau dark AI di kawasan Asia Pasifik. Peringatan ini disampaikan dalam ajang APAC Cyber Security Weekend 2025 yang berlangsung di Da Nang, Vietnam, Selasa (12/8).
Seiring melonjaknya popularitas AI publik sejak kehadiran ChatGPT pada 2023, pemanfaatannya telah menjangkau beragam bidang positif seperti pembuatan konten dan deteksi ancaman. Namun, di sisi lain, pelaku kejahatan siber juga mengadopsinya untuk memperkuat serangan. “Kita memasuki era di mana AI adalah perisai dan dark AI adalah pedangnya,” ujar Sergey Lozhkin, Kepala Tim Riset & Analisis Global (GReAT) untuk META dan APAC di Kaspersky.
Dark AI didefinisikan sebagai penerapan large language model (LLM) di luar kerangka keamanan resmi untuk tujuan berbahaya, mulai dari penipuan, serangan siber, hingga penyalahgunaan data. Contoh penerapannya adalah black hat GPT seperti WormGPT, DarkBard, FraudGPT, dan Xanthorox yang dapat digunakan untuk membuat kode berbahaya, merancang phishing yang meyakinkan, hingga menghasilkan deepfake audio dan video.
Kaspersky juga mencatat tren yang lebih mengkhawatirkan, yaitu pemanfaatan LLM oleh aktor negara-bangsa dalam operasi siber terselubung. OpenAI bahkan mengaku telah menggagalkan lebih dari 20 upaya penyalahgunaan AI oleh pelaku ancaman global. Taktik yang digunakan mencakup pembuatan persona palsu, interaksi real-time dengan target, serta produksi konten multibahasa untuk mengelabui sistem keamanan tradisional.
Lozhkin menegaskan bahwa kemudahan akses terhadap dark AI menuntut peningkatan kesadaran dan kesiapan menghadapi ancaman ini. Organisasi maupun individu di Asia Pasifik diimbau memperkuat higiene keamanan siber, memanfaatkan sistem deteksi ancaman berbasis AI, dan memahami potensi eksploitasi teknologi ini.
