Riset BRIN : Kulit Bawang Bisa Jadi Membran Antibakteri
Depok, majalahinspira.com – Inovasi riset nasional kembali mencetak prestasi. Dosen dari Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN, Bidhari Pidhatika, berhasil mengembangkan membran antibakteri berbasis limbah kulit bawang dalam kolaborasi riset internasional bersama Flinders University, Australia. Membran komposit ini dibentuk dari selulosa nanofiber (CNF) hasil ekstraksi kulit bawang ditambah Polyvinyl Alcohol (PVA) dan Boric Acid (BA), lalu dimodifikasi dengan teknologi plasma polymerization untuk aplikasi medis dalam menghadapi bakteri resisten antibiotik.
Menurut Bidhari, kulit bawang yang selama ini dianggap limbah dapur ternyata mengandung selulosa berkualitas tinggi—murah, berlimpah, dan mendukung aspek keberlanjutan lingkungan. Setelah melalui proses autoklaf, pemutihan peroksida, dan hidrolisis oksalat, dihasilkan nanofiber yang stabil dan cocok untuk aplikasi membran medis.
Membran yang dihasilkan memiliki keunggulan antibakteri kuat, stabilitas mekanik baik, dan kompatibilitas dengan sel imunitas manusia. Lapisan plasma ganda dengan polimer octadiene dan polyoxazoline berfungsi mengatur pelepasan zat aktif serta memperkuat struktur agar aman diaplikasikan pada luka tanpa menimbulkan toksisitas.
Uji in vitro terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa menunjukkan efektivitas tinggi, terutama pada formulasi dengan 8 phr BA dan 2,5 phr CNF. Viabilitas sel imun THP‑1 tetap tinggi di atas 80 persen sesuai standar ISO 10993‑5, sementara uji kekuatan tarik membuktikan elastisitas dan daya tahan mekanik yang membuat membran ini layak untuk aplikasi luka dan scaffold jaringan lunak.
Inovasi ini membuka peluang pengembangan material biomedis lokal yang ekonomis, berkelanjutan, dan efektif sebagai respons terhadap krisis resistensi antibiotik global. Studi yang dipublikasikan pada Maret 2025 di jurnal Nano‑Structures & Nano‑Objects itu menunjukkan potensi membran hasil riset BRIN sebagai solusi revolusioner di dunia medis, melanjutkan riset ke tahap uji praklinis dan pengembangan produk siap pakai dengan kolaborasi lintas institusi.
Dengan demikian BRIN menegaskan posisinya sebagai pionir dalam pemanfaatan biomaterial limbah pertanian untuk aplikasi medis yang inovatif dan responsif terhadap tantangan global.