ISCOMICE 2025: Strategi Baru untuk Bisnis Event dan Pariwisata Berkelanjutan
Depok, majalahinspira.com — Konferensi ilmiah tahunan The 3rd International Scientific Conference of MICE (ISCOMICE) yang diselenggarakan oleh Program Studi MICE Politeknik Negeri Jakarta, menjadi panggung strategis untuk mendorong transformasi sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dan pariwisata melalui pendekatan bisnis yang inovatif dan berkelanjutan. Digelar pada Selasa, 1 Juli 2025 di Aminta Hall, Jakarta, konferensi ini juga menjadi bagian dari perayaan 20 tahun kontribusi program studi tersebut dalam mencetak tenaga profesional industri.
Mengusung tema "Innovating for Sustainability: Transforming MICE and Tourism for Global Impact", ISCOMICE 2025 menyoroti pentingnya pelaku industri beradaptasi dengan tuntutan global terhadap keberlanjutan, sambil mempertahankan daya saing bisnis di pasar yang semakin kompetitif.
Sesi pleno menghadirkan tiga pembicara internasional yang membahas isu-isu kritis di persimpangan antara inovasi teknologi, etika, dan strategi industri. April Layla Joseph membuka diskusi dengan menegaskan bahwa prinsip keberlanjutan bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan kebutuhan mendasar dalam bisnis MICE modern. Ia memaparkan pendekatan seperti pengukuran emisi karbon berbasis ISO 14064 dan manajemen limbah berbasis konsep “Zero Waste Event” sebagai standar baru yang kini menjadi ekspektasi sponsor dan klien korporat.
Dr. Eunjung Kim kemudian menyoroti dilema penggunaan teknologi seperti Face Recognition Technology (FRT) dalam penyelenggaraan event, terutama terkait dengan kepercayaan konsumen dan perlindungan data pribadi. Menurutnya, kesuksesan bisnis acara masa depan akan sangat ditentukan oleh sejauh mana penyelenggara memahami dan merespons kekhawatiran etis dari audiens.
Sementara itu, Dr. Noel Scott menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam rantai nilai MICE, mulai dari event organizer hingga penyedia venue, untuk mendorong inovasi berkelanjutan yang mampu meningkatkan efisiensi operasional dan menciptakan nilai tambah bisnis. Ia menyoroti bahwa integrasi keberlanjutan dan teknologi bukan hanya pilihan strategis, tetapi juga keunggulan kompetitif di tengah pasar global yang kian selektif.
Selain diskusi akademik, ISCOMICE 2025 juga menghadirkan momentum apresiasi terhadap kontribusi riset yang berdampak pada sektor industri. Paper terbaik diberikan kesempatan untuk terbit di Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality (JASTH), jurnal terindeks SINTA 2. Ini menjadi peluang bagi para akademisi untuk memperluas pengaruh pemikirannya ke dalam praktik nyata industri.
Tim yang terdiri dari Imam Ardiansyah, Ika Suryono Djunaid, dan Dewanta Facrureza meraih penghargaan Best Paper lewat analisis mereka terhadap potensi wisata Desa Koleang sebagai strategi pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata berkelanjutan. Sementara Best Presenter diraih oleh Ayu Sulistya Putri Sugeng melalui risetnya yang mengkaji dampak aktivitas pemasaran digital terhadap perilaku konsumen UMKM, dengan pendekatan segmentasi gender dan generasi.
ISCOMICE 2025 menegaskan bahwa masa depan industri MICE dan pariwisata akan ditentukan oleh kemampuan adaptasi bisnis terhadap tren keberlanjutan dan teknologi. Forum ini memperkuat sinergi antara akademisi dan praktisi dalam menciptakan solusi nyata yang tidak hanya relevan secara akademis, tetapi juga aplikatif secara bisnis dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain aktif dalam ekosistem industri MICE dan pariwisata global yang bertanggung jawab dan inovatif.